2

Dua




Ternyata menulis itu menyenangkan, ya! Bahkan di saat kesepian diriku merasa sedang berbicara dengan orang lain. Gila? Agak. Haha. Akan tetapi apakah tipe seintrovert seperti saya ini benar-benar butuh orang lain yang berfungsi sebagai pendengar saja. Jangan bicara. Diam saja. Hehe. Cukup diam saja. Susah ya.  Mungkin dari kalian ada yang mau?

Hari ini bagian kedua dari blog terbaru ini. Huray. Akan tetapi saya lagi sad. Huhu. Saya lagi kesal sama orang di twitter yang sering banget mempolitikkan sesuatu. Padahal dia juga cuma bisa berkomentar ria. Meretweet, memyebarkan berita yang belum tentu benar. Mention bapak A , bapak B. Lebih-lebih di tengah perpolitikkan saling tusuk menusuk ini. Jadi, ketika ada kasus tentang capres tertentu dia pasti mengomentari dengan kalimat yang sok benar. Idih. Gak maksud apa-apa mas.

Sudah ku block. Tapi ya sayangnya di jaman digital ini orang tak akan cepat menyesal atau bahkan selalu ingin terus muncul, dan mengikuti arus yang membawanya ke arah keberuntungan. Begitu kan? Saya juga begitu. Tapi...

Sudahlah saya saja yang salah. Saya selalu berpikir begitu. Cukup saya saja yang salah. Mengalah. Orangtuaku pun mungkin tidak tahu kalau penulis halu ini tipe orang yang terlalu banyak mengalah. Pasif. Selalu berkata "yaa..wislah, yaa..sudahlah.." Hm. Maafkan!

Komentar

Postingan Populer