20

 Dua Puluh


Setelah Dua Tahun




Betapa sulitnya untuk mengatakan aku merindukanmu. Betapa konyolnya untuk mengatakan bahwa aku harus melakukan hal yang salah karena orang itu melepasku. Tidak ada orang yang sama di dunia ini.

Perkataanmu yang memberiku semangat waktu itu. Kau yang mencoba menunjukkan sisi bijaksana dan sisi baik hatimu akan aku ingat sampai kapanpun. Kita sama-sama membutuhkan waktu. Waktu untuk menjernihkan perasaan, waktu yang dibutuhkan untuk mencintai seseorang lagi, semua itu berbeda.

Sebab, kita semua adalah orang yang berbeda. Setelah dua tahun ini aku mohon kau tidak perlu lagi mengingatku begitupun dengan aku. Aku ingin semuanya direset seperti kita belum kenal satu sama lain. Lakukanlah hal yang lain daripada memikirkan solusi untuk membereskan perasaan itu.

Aku mohon. Aku sudah melakukan sebanyak yang aku bisa. Ada beberapa hal yang bisa kulakukan dengan cepat, tetapi ada juga hal yang tidak bisa kulakukan secepat itu. Kamu berhak melihat sinar rembulan lain begitupun aku. Kamu berhak memilih warna favorit begitupun aku.

Setelah ini, setelah pertengkaran kita. Walaupun aku tidak bisa mendapat penghiburan darimu dengan tulus, dapatkah kamu diam mendengarkanku hingga semua ini terasa lega?

Kita berpisah tanpa ada jejak lagi. Tidak ada perpisahan yang membahagiakan, tetapi ada perpisahan yang sempurna. Perpisahan tidak akan utuh hanya dengan menyelesaikan satu sisi saja. Jadi, tolong beri tahu aku bahwa kamu pernah melihatku dan menyukaiku dengan hati yang tulus. Dulu aku benar-benar hanya melihatmu bahkan hingga detik ini. Walaupun akhirnya harus bertepuk sebelah tangan, aku akan menjadi orang yang sama seperti kau kenal dulu.

Maaf, begitu banyak sikap yang belum bisa kuperbaiki. Maaf bila aku belum bisa menjadi seperti yang kamu inginkan.

Begitulah salam perpisahanku. Terima kasih.


Komentar

Postingan Populer